...........Dirgahayu Indonesiaku ke 68 tanggal 17 Agustus 2013........

Sabtu, 14 April 2012

Secuil Kisah Dwikora 1965-1966

LAPANGAN TERBANG DARI KAYU


Oleh : Max T. Maniku

Pendawa 5 Yon Zipur 5/Braw

Pebruari 1965 --- Lima Perwira Remaja berjajar tegap melapor kepada Dan Yon Zipur 5/Braw Letkol Czi Santoso Kasran. Suwidodo, Samsurin, Suyoto (Togo), Supadi dan paling tinggi Max.

Kebetulan Batalyon sedang menyiapkan 1 Kompi untuk tugas Operasi Militer Dwikora Ganyang Malaysia.

  • Suwidodo, Max dan Togo masuk formasi Ki C yang disiapkan dengan Dan Ki C Kapten Czi F. Wiradi S. (1960).

Berangkat ke Medan Tugas

Kompi Zipur C BP Brigif 9 Brawijaya Peleton 3 Letda Czi Suyoto berangkat duluan ke Kaltim, BP Yonif 503/9 Juni 1965. Brigif 9/Braw dengan perkuatannya berangkat dengan KM BogowontoPELNI dari pelabuhan Tandjung Perak Surabaya, termasuk Ki Zipur C Yon Zipur 5 yang lengkap 3 Peleton, dengan Dan Ton 3 Capa Soehirin. Tujuan Kaltim, melalui Balikpapan akhirnya Tarakan sebagai Mako Brig 9.

Maju ke Perbatasan

Peleton 1 dan 3 tetap di Tarakan, Peleton 2/Max dengan Yonif n509/9 bergerak ke garis depan melalui Malinau lewat kapal, selanjutnya lewat perahu sungai dan jalan kaki tiba di perbatasan RI – Malaysia berbulan-bulan di daerah Krayan Long Bawan – Babinuang. Mako Yonif 509 berada di Waylaya dengan Kompi 2 di Kurid, Kompi 3 di Pamatung-Paputuk. Kompi 1 jauh terpisah di Long Berang – Lumbis bersama 1 Regu Zipur-ku di sana,

Isu Serangan Besar-besaran

Juni 1966 tersiar isu, ada gerakan bersama Sukwan di semua garis pertempuran di perbatasan, akan melakukan serangan bersama masuk daerah musuh melintasi perbatasan pada 17 Agustus 1966.

  • Semua kekuatan pasukan dipusatkan di garis depan di sekitar Posko Yonif 509 di Wailaya. Peletonku berjalan kaki 2 hari dari Babinuang ke Wailaya, meninggalkan lapangan terbang sepanjang 250 meter yang kami bangun di sana, dan tak pernah didarati helicopter. Semua kegiatan dipusatkan pada serangan umum bersama itu. Tapi --- tidak jadi --- ---

Perjanjian Bangkok

  • Tepat jam 15.00 tanggal 11 Agustus 1966 tersiar berita, Serangan Bersama batal, dengan ditandatanganinya Perjanjian Perdamaian antara Republik Indonesia dan Malaysia di Bangkok.
  • Aneh yang terjadi di garis terdepan; kebetulan Peleton Zipur ku menggali parit pertahanan di lini kosong sepanjang 200 meter di dekat Kompi 3 Yonif 509 persis di depan Posko Yonif 509 dalam jarak 300 meter
  • Begitu dating berita “mengecewakan” itu, semua jenis senjata yang ada di sini --- bunyi semua. Riuh dan ramai sekali, layaknya pertempuran hebat dan seru. Anak buahku juga ikut-ikutan. Aku jadi heran dan bingung, karena baru pkali ini ke daerah pertempuran. Aku dengar di sayap kiri anak buahku membunyikan bahan peledak, keras sekali --- ternyata 2 bata digabung jadi satu --- segera aku berlari menghentikannya. Saya khawatir anak buahku meledakkan yang lebih dahsyat lagi. Ramai betul sampai menjelang sore.

Memperkuat Lapangan Terbang Long Bawan

  • Ceritanya yang beredar, tugas selanjutnya --- menunggu pulang. Peletonku mendapat tugas memperkuat lapangan terbang Long Bawan., untuk didarati heli raksasa MI-6 Rusia, karena ada tugas khusus. Tugas bersama Dan Ki 3/Yonif 509/9. Satuan tugas terdiri dari Ton Zipur, 2 Peleton 509, Tim Terr dan Rakyat.

Sept 1966 – Gotong Royong Tentara dan Rakyat

  • Tiap hari, rame betul, TNI dan rakyat bahu membahu bekerja memperkuat lapangan terbang yang becek itu karena tiap hari diguyur hujan deras malam hari.
  • Tiap hari 50 rakyat setempat yang membantu dikoordinir Tim Terr. Tetapi rakyat yang mengantar kayu bulat dengan diameter 10 – 15 cm panjang 4 meter -= 5 meter, tidak pulang, mereka ikut bergabung, karena disediakan makan.
  • Perkuatan lapangan 100 m, jadi dibutuhkan 2.000 lebih kayu bulat. Bagi Peletonku, sudah terlatih membuat di9 Babinuang 250 meter.
  • Informasi yang aku dapat dari Kompi Zipur C di Tarakan, hanya bobot Helli MI-6, panjang baling-baling depan (atas) dan jarak ke dua roda 7,5 meter (roda kiri dan roda kanan). Ada yang agak terabaikan – roda depan (tengah). Begini konstruksi perkuatan kayu.

Dalam 14 hari sesudah perintah tugas, helli MI-6 datang. Kami punya waktu 10 hari; di hari ke 12 selesai, terkendala hujan deras yang menghambat penebangan dan pengumpulan kayu bulat.

Helli MI -6 Mendarat

Tepat sesuai rencana helli raksasa itu dating --- suaranya bukan main dan besarnya saya sendiri kaget bukan main. Apa kayu-kayu itu bertahan tidak porak peranda dan apa mampu memikul beban helli dan muatannya? Dia berputar ke kiri, tepat di jalur perkuatan yang kami beri tanda hellypad. Waduh --- tepat kedua rodanya meluncur di atas kayu-kayu itu, dan aku menutup mata, terus sdampai suara gemuruh helli berhenti, diganti sorak sorai ratusan rakyat pekerja dan tentara yang memenuhi lapangan itu.

“terimakasih Tuhan. Hanya dengan pertolonganmu, ya Tuhan --- Amin”

Aku berdoa menitikkan air mataharu dan bersyukur. Kami semua bersalaman gembira, kerja keras tidak sia-siadan selamat.

Aku segera memerintahkan anak buah untuk memperbaiki letak kayu-kayu yang kacau diterjang roda helli yang besar iotu. Jerih payah anak-anakku di Babinuang terobat6 di Long Bawan ini, hasil karyanya didarati jhelli raksasa.

Kowe dari Atekad?

Tiba-tiba ada suara memanggil aku. Aku berlari menemui Danyonif 509 Letkol Inf Siswo haryoko yang berbincang dengan seorang tinggi besar seperti beliau yang baru dating dengan helli.

  • begitu saya menghormat, si Beliau menunjuk dengan tongkat komandonya lalu berkata: “Kowe dari Atekad?”
  • “Siap, Pak” saya jawab dengan tegas.
  • * “Apa ada pelajaran lapangan terbang dari kayu, bukannya dari batu?”. Saya terdiam sejenak, bingung mau jawab apa, agak grogi juga Letnan Dua yang masih bloon ini. Baru aku akan menjawab, e e Dan Yonif 509 bunyi duluan: “Pak, di sini tidak ada batu, yang ada di gunung sana itu”, sambil beliau menunjuk ke kejauhan sana -- dan aku ditinggal berdiri, kedua beliau pergi tanpa kata --- dan aku baru bias bernapas --- lega. Ternyata beliau tadi adalah Kolonel Kav Subagio, Wapang Kopur II Kalimantan.

Minta Plat Baja di Lapter Juata

  • Saya ingat waktu ke lapangan terbang Juata Tarakan ada banyak berserakan plat baja berlobang panjang +/- 4 meter peninggalan perang dunia ke II. Saya mohon kepada penerbang helli Lettu Inf Worang untuk dibawa kemari besok untuk perkuatan landasan, diletakkan di atas kayu bulat dan di tengah untuk jalur roda depan; dan beliau amat setuju
  • Kepada Kolonel Subagio waktu pamit, saya juga sampaikan, dan beliau tertawa, dan bilang: “Bagus, bagus, nanti saya perintahkan”.
  • Juga kepada Komandan Kompiku Kapten Czi Wiradi, saya juga mohon bantuan tentang plat-plat baja itu, betul-betul dibawa ke Long Bawan. Terimakasih Pak Worang. Kami turunkan ramai-ramai dari dalam helli besar ini, langsung kami gelar di atas landasan pacu kayu bulat dan di tengah-tengahnya, untuk meluncurnya roda depan --- Aman deh.
  • Baaaru ini --- ada pelajarannya --- perkuatan landasan dengan palt baja. Stop

Turen, Malang 11 Nop 2009Dirgahayu AMN pada HUT ke 52 Max T. Manikoe

Sumber : http://darmasadtri.org/index.php?option=com_content&view=article&id=5:secuil-kisah-dwikora-1965-1966&catid=2:nostalgia&Itemid=4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar