Tugu Dwikora-Bukti Sejarah Perjuangan Bangsa di Nunukan
Bukti
sejarah perjuangan bangsa ini-khususnya tugu Dwikora yang masih berdiri
tegak di pintu perbatasan-Kabupaten Nunukan, wajib dilestarikan.
Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Nunukan juga punya komitmen itu.
Samsul Malhotra----
Tugu itu tingginya kurang lebih 5 meter,
terawat, dan dengan warna yang masih segar dilihat. Meski berada di
halaman Puskesmas Nunukan, tugu tersebut selalu mendapat tempat untuk
dihormati. Buktinya, beberapa kali peringatan hari besar nasional, salah
satunya untuk mengenang perjuangan era konfrontasi Indonesia-Malaysia,
di pusatkan di tugu tersebut.
Tugu bukan sekadar tugu, keberadaanya
seharusnya bisa membekas, khususnya bagi generasi muda Nunukan. Jiwa
nasionalisme perlu ditanamkan, agar tidak hanya dengan belajar di bangku
pendidikan. Tapi, tindakan nyata dengan menjaga bukti sejarah tersebut.
Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL)
Laksamana TNI Dr Marsetio MM dalam lawatannya belum lama ini ke Nunukan
dan Sebatik-tegas soal menjaga tugu Dwikora. Ia bahkan memerintahkan
Lanal Nunukan untuk lebih mempercantik monumen sejarah yang telah lama
dimiliki daerah ini.
Danlanal Nunukan Letkol Laut (P) I Bayu
saat dikonfirmasi hal tersebut membenarkan arahan KASAL. Ia mengatakan,
untuk menambah daya tarik masyarakat Nunukan untuk lebih memperhatikan
bukti sejarah yang dimiliki. Apalagi di Pulau Nunukan ini merupakan
lokasi terbesar terjadinya Dwi Komando Rakyat (DWIKORA). Pihaknya,
merencanakan menempatkan 2 alat perang yang sudah tidak difungsikan di
samping tugu Dwikora. Yakni, tank dan meriam.
Dengan tujuan, lanjutnya, agar bukti
sejarah yang dimiliki di wilayah perbatasan ini semakin terlihat dan
mengenang kebesaran peristiwa sejarah perjuangan DWIKORA. Dimana, tahun
1961 Malaysia berkeinginan menggabungkan Brunei, Sabah, dan Serawak
dalam Persekutuan Tanah Melayu.
Namun, ditentang keras oleh Presiden
Soekarno. Konfrontasi antara Indonesia–Malaysia yang terjadi tahun
1962-1966 dimana sangat menentukan nasib masa depan Kalimantan.
“Selain itu, tugu tersebut dapat
dijadikan tempat pendidikan edukasi kepada pelajar-pelajar di Nunukan.
Seperti apa sejarahnya, dan tentunya masyatakat Nunukan juga dapat
menjadikannya tempat rekreasi,” idenya.
Selama ini, lanjut Danlanal, tugu
Dwikora sudah sering dilakukan perawatan. Seperti beberapa waktu lalu
dilakukan pengecatan dan membersihkan halaman dimana tugu berdiri.
Namun, masih belum dapat menarik perhatian masyarakat.
“Untuk itu, kita sangat meminta dukungan
seluruh masyarakat, instansi terkait, veteran dan tentunya dukungan
penuh pemkab Nunukan agar keinginan kita dapat terwujud . Karena kalau
bukan kita, siapa lagi yang harus merawat dan menjaga bukti sejarah
ini,” pesannya.
Sementara itu, Amir Tuwing anggota PPM
Nunukan sangat mengapresiasikan sikap Lanal Nunukan untuk menjaga dan
merawat monumen tugu Dwikora yang merupakan bukti adanya pejuang di bumi
Panguntaka, yakni mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan NKRI.
“Saya sangat berterima kasih dan
memberikan apresiasi atas sikap yang dilakukan Lanal Nunukan. Saya
yakin, jika rencana tersebut terwujud, maka masyarakat akan banyak
mengunjungi tugu tersebut,” yakinnya.
Dikatakan, tidak banyak yang diinginkan
para pejuang yang telah gugur maupun yang masih hidup. Mereka hanya
ingin apa yang telah dipejuangkan dapat dipertahankan dan dijaga. Tidak
lebih.
“Mencintai negeri ini merupakan salah
satu bentuk dari penghargaan kita kepada pahlawan. Mencintai negeri ini
berarti menjaga negeri ini dari kerusakan, baik secara fisik maupun
mental. (hms/ica)
Senin, 1 Juli 2013
Sumber : http://www.radartarakan.co.id/index.php/kategori/detail/Nunukan/39860
Thanks ya gan blog ini membantu saya sekali .................
BalasHapusbisnistiket.co.id