Senin, 21 Mei 2012
Tim Ekspedisi Gelar Layar Tancap di Perbatasan
ADA APA DI DASAR LAUT SEKITAR P. NUNUKAN-SEBATIK, KALIMANTAN TIMUR ?
ADA APA DI DASAR LAUT SEKITAR P. NUNUKAN-SEBATIK, KALIMANTAN TIMUR ?
Selain kehadiran material biogenik di atas, dasar laut Perairan Nunukan-Sebatikpun mengandung material abiogenik dalam hal ini mineral. Adapun mineral-mineral yang dijumpai antara lain seperti: magnetit, hematit, zirkon dan pirit yang keterdapatannya menyebar secara relatif merata di sekitar perairan Karang Unarang. Secara mikroskopis, kuarsa mendominasi beberapa titik lokasi terutama di sekitar P. Nunukan bagian dalam.
Kenampakan dan kehadiran material biogenik dasar laut secara mikroskopis dapat mencerminkan dinamika dasar perairan tersebut. Keterdapatan ostracoda-foraminifera secara melimpah dan dalam warna cangkang yang berbeda dari keadaan normal dapat mengindikasikan adanya perubahan kondisi lingkungan.
Kami mengucapkan terima kasih atas dorongan yang diberikan oleh Bapak Ir. Subaktian Lubis untuk menyajikan tulisan ini. Demikian juga kepada ”Tim Sebatik” atas kerja sama, diskusi dan saran yang diberikan kepada kami.
Haq,B.U.,& Boersma, A., 1984.Introduction to Marine Micropaleontology. Elsevier375 hal.
Renema, W., & Troelstra. S., 2002. Larger foraminifera distribution on the mesotrophic carbonate shelf in the SW Sulawesi, Indonesia. Paleogeography, Paleoclimatology and Paleoecology 175 (1-4): 125-146.
Tomascik, T., A. Janice, A. Nontji, & M. K. Moosa. 1997. The Ecology of Indonesian Seas Part Two. Periplus Edition, Little Road, Jakarta, Sydney, Kawasaki dan Oxford, 688 hal.
Whatley, R.C., 1988. Population structure of ostracods: some general principles for the reoconitioan of paleoenvironemnts. Dalam DeDeckker, P., Colin, J.P., & Peypouquet, J.P., 1988. Ostracdoa in the Earth Sciences. 245-256.
Whatley, R.C. & Watson, K., 1988. A preliminary account of the Distribution of Ostracoda in Recent Reef and Reef Associated Environments in Pulau Seribu or Thousand Island Group, Java Sea. In Hanai, T., Ikeya, N., and Ishizaki, K., (eds). Evolutionary Biology on Ostracoda:Proceeding of the Ninth International Symposium on Ostracoda, Shizuoka, 399 411.
Sabtu, 19 Mei 2012
Bangkitkan Semangat Juang, Putar Film di Tugu Dwi Kora
Senin, 30 April 2012
Operasi Dwikora Tahun 1963
Gagasan dari pembentukan federasi antara Malaysia dan daerah-daerah Inggris di Kalimantan Utara sudah lama ada, namun masalah ini baru dimunculkan dan dibahas secara resmi pada tanggal 27 Mei 1961. Perdana Menteri Malaysia Tengku Abdurachman untuk pertama kalinya mengeluarkan pernyataan tentang kemungkinan diadakannya suatu penggabungan politik antara Malaya, Singapura, Sabah, Serawak dan Brunei dengan mendapat persetujuan dari Inggris.
Untuk maksud tersebut, pada bulan Nopember 1961 telah datang Tengku Abdulrachman dari London mengadakan pembicaraan, adapun tujuan pembicaraan adalah untuk meminta persetujuan dengan Pemerintah Inggris, khususnya yang berkaitan dengan daerah-daerah di Kalimantan Utara. Pada tanggal 23 Agustus 1961 antara Perdana Menteri Malaya dengan Perdana Menteri Singapura tercapai persetujuan tentang prinsip penggabungan kedua daerah tersebut.
Hasil dari pembicaraan di London pada tanggal 20- sampai tanggal 22 Nopember 1961 antara Menteri Inggris dengan Malaya telah dicapai kata sepakat adalah sebagai berikut :
1) Membentuk Federasi Malaysia yang meliputi Malaya, Singapura, Sabah, Serawak dan Brunei.
2) Untuk kepentingan Malaysia nanti, perjanjian pertahanan yang telah ada antara Inggris dengan Malaya akan diperluas meliputi daerah-daerah lain, Inggris akan mempertahankan pangkalannya di Singapura untuk kepentingan Malaysia maupun SEATO.
Pada tanggal 17 September 1963 Pemerintah Indonesia telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Negara Malaysia dan dilanjutkan dengan pemutusan lalu lintas ekonomi dengan daerah Malaysia dan Singapura, adapun penyebabnya adalah laporan pelaksanaan misi tidak sah dan tidak sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan oleh KTT Manila. Dengan semakin meruncingnya ketegangan antara kedua negara dan keadaan semakin memburuk disebabkan adanya pernyataan dari Presiden RI tentang rencana usaha untuk membantu rakyat Kalimantan Utara yang tidak menyetujui Federasi Malaysia.
Dampak dari pernyataan Presiden RI adalah keluarnya ucapan dari Presiden RI tentang pelaksanaan komando aksi sukarelawan yang lebih dikenal dengan sebutan “Dwikora (Dwi Komando Rakyat). Dari pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa Presiden Soekarno memperkuat ketahanan Resolusi Indonesia dan membantu pelaksanaan perjuangan revolusioner rakyat Malaysia, Singapura, Sabah, Serawak dan Brunai Darussalam untuk membubarkan Negara Boneka Malaysia.
Pembentukan Federasi Malaysia ini diproklamasikan pada tanggal 16 Desember 1963, tetapi pencetusan gagasan pembentukan Federasi Malaysia ini mendapat tantangan baik dari dalam maupun dari luar negeri. Hampir semua partai pemerintah di daerah-daerah Malaysia menyetujui dan dapat disimpulkan bahwa golongan yang menentang gagasan Malaysia itu adalah partai oposisi, 39 organisasi buruh Singapura dan tantangan-tantangan secara ilegal yang datang dari Rakyat Brunei khususnya serta rakyat Kalimantan Utara pada umunya.
Puncak dari gerakan anti berdirinya Federasi Malaysia adalah pada saat diproklamasikannya Negara Kalimantan Utara pada tanggal 8 Desember 1962. Dengan terbentuknya Negara Kesatuan Kalimantan Utara mendapat sambutan hangat dari Pemerintah Indonesia yang dipimpin oleh Soekarno, sambutan hangat itu dapat diketahui dari pernyataan–pernyataan yang diucapkan oleh Presiden Soekarno sendiri sebagai Panglima Komando Tertinggi atas Pengganyangan Federasi Malaysia.
B. Pembentukan Komando Operasi Tertinggi.
Pemerintah Republik Indonesia dalam rangka menghadapi konfrontasi dengan Negara Malaysia segera mempersiapkan diri dalam rangka menghadapi segala kemungkinan terjadinya perang terbuka. Komando Tertinggi Pembebasan Irian Barat dibubarkan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 142 tahun 1963. Selanjutnya dibentuk Komando Operasi Tertinggi disingkat KOTI, dengan tujuan untuk menghadapi Negara Malaysia. Adapun realisasi tindakan nyata dalam rangka mengimbangi kekuatan Malaysia, maka telah digelar beberapa macam operasi dan operasi yang digelar meliputi Operasi Terang Bulan I dan II, Operasi Sapu tangan, Operasi Waspada, Operasi Gincu, Operasi Kelelawar, Operasi Antasari I, Operasi Nantang dan operasi lainnya.
Persengketaan antara Negara Indonesia dengan Negara Malaysia semakin meningkat karena Malaysia dianggap telah melanggar persetujuan Manila (Manila Agreement), adapun dampak dari pelanggaran tersebut adalah Presiden Soekarno membentuk suatu operasi yang dinamakan operasi “Dwi Komando Rakyat”. Pelaksanaan kegiatan dalam rangka pengerahan daya kekuatan dari segenap potensi ABRI serta unsur-unsurnya di seluruh Indonesia, maka Pemerintah Republik Indonesia menunjuk seseorang sebagai Penguasa Pelaksana Dwikora Daerah (Pepelrada).
C. Sasaran Operasi Dwikora
Selama tahun 1963-1965 Dalam pelaksanaan kegiatan operasi Dwikora telah diadakan pelaksanaan kegiatan operasi udara didaerah Sumatra, Riau, Kalbar, Kaltim dan daerah Semanjung Malaysia. Adapun sasaran yang akan dicapai dalam pelaksanaan operasi “Dwikora” adalah sebagai berikut :
1) Pengintaian dan Pemotretan udara di Malaysia Barat dan Timur serta Lautan Selatan Pulau Jawa.
2) Patroli udara dengan sasaran memeriksa “Reaction Time” lawan di Singapura dan Jeseltron.
3) Penerjunan yang dilaksanakan oleh anggota PGT AURI di daerah lapis serta Hilir Kuala Lumpur.
D. Sasaran Yang Akan Dikosongkan :
1) Di Semanjung Malaysia : Kuala Lumpur, Port Swittenham dan Malaecea, sedangkan Pangkalan yang digunakan adalah PAU Medan.
2) Di Singapura : Singapura Kota, Tengah Airfield dan Pelabuhan Singapura. Pangkalan yang digunakan dalan misi penyerangan adalah Pangkalan Tangjung Balai Karimun dan Pulau Penuha.
3) Di Kalimantan Utara : Labuhan Airfield Jesselton Airfield, Kuching Kota dan Tawao Airfield. Pangkalan yang digunakan untuk penyerangan adalah satuan Debsema AURI Bulutambang, satuan Debsema AURI Kemayoran, PAU Iswahyudi dan Pangkalan Udara Waru.
Untuk meningkatkan efek politis dari serangan balasan terbatas, maka diadakan operasi Tavip. Dalam rangka pelaksanaan operasi ini, telah disiapkan pesawat Dakota/C-47 dan Avia serta 130 orang pasukan dari Komando Strategi Udara Siaga. Komando operasi berada ditangan Pangkostraga Laksamana Madya Oemar Dani yang berkedudukan di Wing Operasi 001 Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma. Dalam menghadapi konfrontasi dengan Negara Malaysia, AURI telah mengerahkan hampir seluruh pesawat tempurnya, seperti TU-16/TU-16KS, C-130/ Hercules, C-47 Dakota, B-25/B-26, P-51 Mustang dan beberapa UF1/2 Albatros.
Sumber : - website TNI-AU
Sabtu, 14 April 2012
Buku Sejarah Dwikora, Siapa punya?
Sedjarah Operasi2 Gabungan Dalam Rangka Dwikora
Penerbit : DepHanKam-Pusat Sejarah ABRI
Tahun Cetak : 1971
Halaman : 92 hal
Panjang : 21 cm
Secuil Kisah Dwikora 1965-1966
LAPANGAN TERBANG DARI KAYU Oleh : Max T. Maniku Pendawa 5 Yon Zipur 5/Braw Pebruari 1965 --- Lima Perwira Remaja berjajar tegap melapor kepada Dan Yon Zipur 5/Braw Letkol Czi Santoso Kasran. Suwidodo, Samsurin, Suyoto (Togo), Supadi dan paling tinggi Max. Kebetulan Batalyon sedang menyiapkan 1 Kompi untuk tugas Operasi Militer Dwikora Ganyang Malaysia.
Berangkat ke Medan Tugas Kompi Zipur C BP Brigif 9 Brawijaya Peleton 3 Letda Czi Suyoto berangkat duluan ke Kaltim, BP Yonif 503/9 Juni 1965. Brigif 9/Braw dengan perkuatannya berangkat dengan KM BogowontoPELNI dari pelabuhan Tandjung Perak Surabaya, termasuk Ki Zipur C Yon Zipur 5 yang lengkap 3 Peleton, dengan Dan Ton 3 Capa Soehirin. Tujuan Kaltim, melalui Balikpapan akhirnya Tarakan sebagai Mako Brig 9. Maju ke Perbatasan Peleton 1 dan 3 tetap di Tarakan, Peleton 2/Max dengan Yonif n509/9 bergerak ke garis depan melalui Malinau lewat kapal, selanjutnya lewat perahu sungai dan jalan kaki tiba di perbatasan RI – Malaysia berbulan-bulan di daerah Krayan Long Bawan – Babinuang. Mako Yonif 509 berada di Waylaya dengan Kompi 2 di Kurid, Kompi 3 di Pamatung-Paputuk. Kompi 1 jauh terpisah di Long Berang – Lumbis bersama 1 Regu Zipur-ku di sana, Isu Serangan Besar-besaran Juni 1966 tersiar isu, ada gerakan bersama Sukwan di semua garis pertempuran di perbatasan, akan melakukan serangan bersama masuk daerah musuh melintasi perbatasan pada 17 Agustus 1966.
Perjanjian Bangkok
Memperkuat Lapangan Terbang Long Bawan
Sept 1966 – Gotong Royong Tentara dan Rakyat
Dalam 14 hari sesudah perintah tugas, helli MI-6 datang. Kami punya waktu 10 hari; di hari ke 12 selesai, terkendala hujan deras yang menghambat penebangan dan pengumpulan kayu bulat.
Helli MI -6 Mendarat Tepat sesuai rencana helli raksasa itu dating --- suaranya bukan main dan besarnya saya sendiri kaget bukan main. Apa kayu-kayu itu bertahan tidak porak peranda dan apa mampu memikul beban helli dan muatannya? Dia berputar ke kiri, tepat di jalur perkuatan yang kami beri tanda hellypad. Waduh --- tepat kedua rodanya meluncur di atas kayu-kayu itu, dan aku menutup mata, terus sdampai suara gemuruh helli berhenti, diganti sorak sorai ratusan rakyat pekerja dan tentara yang memenuhi lapangan itu. “terimakasih Tuhan. Hanya dengan pertolonganmu, ya Tuhan --- Amin” Aku berdoa menitikkan air mataharu dan bersyukur. Kami semua bersalaman gembira, kerja keras tidak sia-siadan selamat. Aku segera memerintahkan anak buah untuk memperbaiki letak kayu-kayu yang kacau diterjang roda helli yang besar iotu. Jerih payah anak-anakku di Babinuang terobat6 di Long Bawan ini, hasil karyanya didarati jhelli raksasa.
Kowe dari Atekad? Tiba-tiba ada suara memanggil aku. Aku berlari menemui Danyonif 509 Letkol Inf Siswo haryoko yang berbincang dengan seorang tinggi besar seperti beliau yang baru dating dengan helli.
Minta Plat Baja di Lapter Juata
Turen, Malang 11 Nop 2009Dirgahayu AMN pada HUT ke 52 Max T. Manikoe Sumber : http://darmasadtri.org/index.php?option=com_content&view=article&id=5:secuil-kisah-dwikora-1965-1966&catid=2:nostalgia&Itemid=4 |
KISAH KISAH OPERASI DWIKORA DI NUNUKAN
Dwikora : Kisah Kompi X di Rimba Siglayan Kalimantan Timur
Kiprah Kompi “X”
Sumber : http://garudamiliter.blogspot.com/2012/02/dwikora-kisah-kompi-x-di-rimba-siglayan.html
Sabtu, 07 April 2012
Patriotisme : Keindahan dan Kekuatan Bahasa Para Pejuang
Para pejuang memiliki karakteristik keindahan tersendiri untuk memberikan semangat kebangkitan, membangkitkan kegairahan serta menunjukkan rasa hormat dan pengabdian. Reaksi-reaksi yang diharapkan dapat menimbulkan ilham/membakar emosi pendengar. Keunikan dari segi kebahasaannya, yang nantinya akan dapat memberikan kesan tersendiri.
Gaya bahasa yang digunakannya bersifat ekspresi dan universal nasionalis. Bahasa yang digunakannya secara spontanitas, namun mampu memikat rakyatnya karena mengandung unsur keindahan dalam berbahasa.
PENDAHULUAN
Gagasan pada dasarnya berwujud buah pikiran, ungkapan perasaan, atau pernyataan kehendak, yang tersimpan pada diri seseorang.Pertukaran gagasan itu sendiri tidak akan dapat berlangsung jika tidak didukung oleh alat penghantar gagasan yang disebut bahasa. Jika seseorang ingin menyampaikan apa yang dipikirkannya,dirasakannya atau dikehendakinya dengan jelas kepada orang lain, maka bentuk-bentuk bahasa yang dipergunakannya pun haruslah mencerminkan kejelasan.
Demikian halnya pada bidang sejarah, bahasa sebagai penghantar gagasan para pejuang nasionalisme untuk menyampaikan inspirasinya. Paham nasionalisme Indonesia mulai dikenal di Indonesia pada awal abad ke-20.Nasionalisme adalah suatu paham yang menganggap bahwa kesetiaan tertinggi atas setiap individu hasus diserahkan kepada negara kebangsaan, jadi dalam hal ini negara disamakan dengan bangsa.
Jikalau mungkin segi kebahasaan para pejuang nasionalisme tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia pada zaman sekarang, namun keindahan bahasanya membuat generasinya banyak yang mengikuti jejak nasionalismenya.
BUNG TOMO
Berikut cuplikkan pidato almarhum kakek kita yang gagah berani ketika mengusir bangsa Inggris dari tanah Pertiwi:
Bismillahirrohmanirrohim……
Merdeka!!!Saoedara-soedara ra’jat djelata di seloeroeh Indonesia,………….
Kita diwadjibkan oentoek dalam waktoe jang mereka tentoekan,menjerahkan sendjata-sendjata jang kita reboet dari tentara Djepang.Mereka minta supaja kita datang pada mereka itoe dengan mengangkat tangan.
Mereka telah minta.supaja kita semoea datang kepada mereka itoe dengan membawa bendera poetih….
Pemoeda-pemoeda jang berasal dari Maloekoe,
Pemoepa-pemoeda jang berasal dari Soelawesi,
Pemoeda-pemoeda jang berasal dari Poelaoe Bali,
Pemoeda-pemoeda jang berasal dari Soematra,……………………
telah menoenjoekkan satoe pertahanan jang tidak bisa didjebol,……….
Dengarkanlah ini hai tentara Inggris,
Ini djawaban ra’jat Soerabaja
Ini djawaban pemoeda Indonesia kepada kaoe sekalian Hai tentara Inggris!
Tetapi inilah djawaban kita:
Selama banteng-banteng Indonesia masih mempoenjai darah merah jang dapat membikin setjarik kain poetih mendjadi merah dan putih,
Maka selama itoe tidak akan kita maoe menjerah kepada siapapoen djuga!
Kita toendjoekkan bahwa kita adalah benar-benar orang jang ingin merdeka.
Dan oentoek kita,saoedara-saoedara,lebih baik kita hantjur leboer daripada tidak merdeka.Sembojan kita tetap:MERDEKA atau MATI.
Allahu Akbar..!Allahu Akbar…!Allahu Akbar…!
MERDEKA!!!
Permulaan pidato Bung Tomo pada kata “Merdeka”, menunjukkan pengawalan rasa semangat agar perhatian rakyat tertuju padanya. Perkataan lain “Supaja kita datang pada mereka itoe dengan mengangkat tangan…. dengan membawa bendera poetih…..”.
Mengangkat tangan dan membawa bendera poetih berarti menyerah.
Tetapi Bung Tomo secara spontanitas mengungkapkanya menggunakan majas sinedoks pras prototo (sebagian untuk semua ).
Bung Tomo banyak menggunakan majas paralelisme untuk memperluas dan memperjelas sasarannya,pada kata “ Pemoeda-pemoeda jang berasal dari Malakoe ……Pemoeda-pemoeda jang berasal dari ….”.
Rasanya tidak ada waktu kosong untuk tidak mengungkapkan gagasanya, jadi selalu ada saja inspirasinya yang begitu menggugah. Pada kata “Telah menoenjoekkan satoe pertahanan jang tidak bisa dijebol”.
Kata dijebol terkesan rasa ketangguhan jiwa seorang pahlawan.
Kata “Selama banteng-banteng Indonesia masih mempoenjai darah merah jang dapat membikin setjarik kain putih,maka selama itoe tidak akan ganti menjerang mereka itu.”
Kata darah merah menunjukkan selama darah kita masih dapat difungsikan (hidup).
Kain putih menjadi merah dan putih berarti menyerah menjadi menegakkan kembali bendera merah putih/bangkit untuk merdeka .
Dan juga bandingkan dengan lagu Ari Lasso berikut “Selama jantungku masih berdetak, selama itu pula engkau milikku,selama darahku masih mengalir, cintaku takkan pernah berakhir.”. Selarik lagu tersebut hampir bersesuaian dengan bahasa spontanitas yang digunakan Bung Tomo . Jadi begitu alamiahnya gaya bahasa yang begitu indah dan sekarang banyak dipakai kata-kata simbolis tersebut oleh para vokalis .
Kalimat yang digunakan terakhir kali oleh Bung Tomo juga menunjukkan kata-kata yang menggugah semangat dengan bersemboyan yang penuh arti yaitu MERDEKA atau MATI. Karakteristiknya terlihat sekali berbahasa nasionalisme ,dengan menggunakan bahasa perulangan ,penggugah semangat,dan peribahasa yang indah.Akhirnya berdampak pada arek-arek Surabaya untuk mempertahankan dari gempuran tentara Inggris,sehingga dikenang sebagai Hari Pahlawan.
PESAN BUNG KARNO
Mungkin kita masih ingat peristiwa 3 Mei 1964 ketika dihadapan ratusan ribu sukarelawan Dwikora Bung Karno dengan lantang berpidato:
“Ini dadaku, mana dadamu?
Kalau Malysia mau konfrontasi ekonomi
Kata hadapi dengan konfrontasi ekonomi
Kalau Malaysia mau konfrontasi politik
Kita hadapi konfrontasi politik
Kalau Malaysia mau konfrontasi militer
Kita hadapi konfrontasi militer”
Kalimatnya juga menggunakan majas paralelisme,yaitu pada kata “kita hadapi……..kalau Malaysia”.
Mungkin itulah karakteristik keindahan bahasanya, terlihat seperti bait pantun. Pada kata ”Ini dadaku, mana dadamu?” menunjukkan rasa berani dan tangguh (menantang) dan bermajas sinedok pras prototo. Bung Karno secara spontanitas tidak mengatakan “Ini diriku” , namun ucapan yang langsung terlontar tersebut bergaya bahasa yang memikat.
Akhirnya sejarah membuktikan Bung Karno tanggap terhadap luka dan kemarahan yang dialami oleh rakyatnya dan terlewatilah masalah tersebut. Akan tetapi perasaan tidak bersahabat dengan Malaysia terus membayangi bagai api dalam sekam.
PESAN MOHAMMAD YAMIN
“Cita-cita persatuan Indonesia itu bukan omong kosong,tetapi memangbenar-benar didukung oleh kekuatan-kekuatan yang timbul pada akar sejarah Indonesia sendiri”
(Disampaikan pada kongres Pemuda 2 di Jakarta 27 Oktober 1928 yang dihadiri oleh berbagai perkumpulan pemuda dan pelajar,dimana ia menjabat sebagai sekertaris).
Dan perkataan lainya “Peninggalan Majapahit, seperti yang diwariskan kepada kita oleh Gajah Mada,kita terima dengan penjagaan sepenuh hati,supaya dapat diturunkan lagi dengan sempurna kepada bangsa yang akan berumah tangga di atas tumpah darah nusantara yang kekar abadi.”
Moh Yamin menggunakan kata “Akar sejarah “yang merupakan kata simbol untuk mengungkapkan pikirannya yang berarti dasar atau pondasi sejarah Indonesia dan kata “Bangsa yang akan berumah tangga di atas tumpah darah nusantara………..”.
Kata simbol berumah tangga berarti berdomisili.Dan tumpah darah nusantara berarti tanah air nusantara.Pejuang nasionalisme mengungkapkan kata simbol tersebut, terasa menyentuh dan semakin memperjelas maksud tujuanya.
PESAN JENDERAL SUDIRMAN
Pesan beliau, “Tempat saya yang terbaik di tengah-tengah anak buah saya,akan meneruskan perjuangan. Met of zonder pemerintah TNI akan berjuang terus untuk negeri ini “.
Kakek Sudirman sengaja menggunakan bahasa asing, sehingga pencampuran bahasa ini terlihat lebih menunjukkan intelektualitas . Dan lagi-lagi pejaung nasionalisme menggunakan kata-kata yang dapat membawa hati para rakyatnya dengan mengatakan bahwa,” Tempat saya yang terbaik ditengah-tengah anak buah saya”.
Beliau menggunakan kata “anak buah” yang merupakan kata simbolis yang berarti prajurit atau muridnya.Pesan tersebut disampaikannya pada jam –jam terakhir sebelum jatuhnya Yogyakarta dan beliau dalam keadaan sakit,namun rasa semangatnya untuk berbangkit tetap ada.
PESAN DR.R.SOEHARSO
“Right or wrong is my country,lebih-lebih kalau kita tahu,negara kita dalam kedaan bobrok,maka justru saat itu lah kita wajib memperbaikinya”
Pejuang yang satu ini merupakan seorang nasionalisme dan patriotisme. Beliau juga menggunakan bahasa asing. Kata” bobrok” yang ditujukan pada Negara Indonesia, terkesan dalam sekali bila didengar/merendahkan.
Negara kita berarti memang benar-benar parah kondisinya, sehingga kata-kata pahlawan tersebut diharapkan dapat mengubah keadaan di suatu negara, dengan menyentuh dan mengajak hati rakyatnya.
PESAN SUPRIYADI
“Kita yang berjuang jangan sekali-kali mengharapkan pangkat,kedudukan, dan gaji”
Pahlawan nasional tersebut, mengatakan” pangkat ,kedudukan dan gaji “. Kata tersebut memberikan arti yang hampir berdekatan, yang mana maksudnya jabatan atau kekayaan. Kata tersebut bermajas pararelisme (mengulang kata yang maknanya hampir sama). Akan tetapi bila ditelaah pada kamus bahasa Indonesia maknanya mungkin saja sedikit berbeda.Pesan tersebut disampaikan saat beliau memimpin suatu pertemuan yang dihadiri oleh anggota PETA.
PESAN ABDUL MUIS
“Jika orang lain bisa,saya pun bisa, mengapa pemuda –pemuda kita tidak bisa,jika memang mau berjuang”
Pesannya tersebut bernada sindiran terhadap pemuda-pemuda Sulawesi.Kalimatnya yang begitu memukau bermajas ironi, paralelisme dan terkesan bersajak a-a-a-a.Pesan tersebut merupakan pengalamannnya di luar negeri kepada para pemuda di Sulawesi.
PESAN PANGERAN SAMBERNYOWO
“Rumangso melu handerbeni,wajib melu hangrungkebi,mulat saliro hangroso wani”
Merupakan prinsip Tri Dharma yang dikembangkan oleh Mangkunegoro I. Pesannya menggunakan Bahasa Jawa ,sehingga terlihat lebih dekat beliaunya dengan Rakyat Jawa. Bahasanya tersebut bersajak a-a-a-a dan menarik sekali bila dibaca. Arti dari kata-kata itu , adalah merasa ikut memiliki, wajib ikut mempertahankan, mawas diri dan erani bertanggung jawab. Pesan beliau tersebut dapat membangkitkan jiwa cinta tanah air bagi rakyat Indonesia..
PESAN PATIH GAJAH MADA
“Sumpah Palapa,saya tidak akan makan buah palapa sebelum mempersatukan seluruh Nusantara di dalam naungan Kerajaan Majapahit”
Gajah Mada adalah seorang patih kepercayaan Prabu Hayam Wuruk(matanggwan) yang yang bersifat satya bhakti aprabhu(setia dengan hati yang ikhlas kepada negara dan Pemegang Mahkota). rasa persatuan dan kesatuaanya sangat tinggi sehingga akhirnya malah mengorbankan dirinya sendiri. Bahasa dari pesannya begitu indah dan bermajas, karena menggunakan keterkaitan buah palapa .
Kata–katanya sungguh meyakinkan dan percaya diri . Pesannya dinamai Sumpah Palapa , bersimbolkan buah palapa yang mana merupakan buah seperti semangka namun pahit . Gajah Mada membuat sumpah dan bukan pesan ajakan karena dia menginginkan rakyat mengikutinya sedangkan dia sendiri mencontohkannya dengan menggunakan bahasa meyakinkan (majas pleonasme).
Bait pesannya yang pertama terdengar indah (bersajak a-a-a-a). Disini Gajah Mada memberikan nuansa yang berbeda ,yaitu pesannya berupa sumpah.
sumber : http://kudoni.wordpress.com/2008/08/17/menelusuri-keindahan-bahasa-para-pejuang-nasionalisme/